Penolakan Aplikasi Visa Korea Selatan Dengan Syarat Yang Tidak Masuk Akal

sob ....kalo ke korea nya cuma ke jeju island mah ga pake visa shob .....tp yg pesawatnya langsung ke jeju(ga mampir d incheon)tp hanya d pulau jeju ga bisa keluar pulau itu

apakah syarat SPT itu merupakan "titipan" pemerintah Indonesia?

untuk mengecek apakah semua yang bepergian ke luar negeri sudah membayar pajak atau merupakan wajib pajak?

karena logikanya: bisa ke luar negeri berarti punya penghasilan cukup --> bisa bayar pajak ???

imho...no offense

Turut prihatin ya bro...

Kemaren gue abis dari Korea, salah satu teman gue juga gak bisa ngelampirin SPT tahunannya karena belum genap 1 tahun kerja dan dia emang baru buat npwp. Jadi dia cuma ngelampirin NPWP nya aja dan Alhamdulillah lolos. Pas ngajuin kemaren disertain gak NPWPnya?

[quote=alditamazain]Akhirnya merasakan juga gimana ga enaknya Visa ditolak dan yang paling ga asik adalah dari sebuah negara di Asia bernama Korea Selatan yang 2010 – 2012 lalu gencar mempromosikan dirinya lewat VISIT KOREA.

Rencana ke Korea Selatan sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu, apalagi gw dipercayakan memandu beberapa acara yang diadakan Korea Tourism Organization (KTO) sejak 2010 jadi banyak hal yang akhirnya memotivasi gw untuk pergi kesana. Langkah pertama kali tentunya dengan membeli tiket promo Air Asia seharga Rp. 3,7 juta PP sekitar 10 bulan sebelum keberangkatan 3 – 10 Februari 2015.

Segala persyaratan sudah gw penuhi termasuk yang tidak masuk akal sekalipun : Ijazah terakhir dan BPKP salah satu kendaraan. Ada yang bisa bantu jelaskan konklusinya apa? Visa gw ditolak lantaran tidak bisa melampirkan SPT Tahun 2012-2013, lewat sesi wawancara gw sudah jelaskan bahwa perusahaan gw baru keluar SIUP 2 bulan lalu jadi tidak mungkin ada SPT dan sebagai individu gw tidak berkewajiban melaporkan pajak karena pekerjaan gw adalah ‘seniman’. Gw sangat merasa terhina dengan tidak diberikan spasi untuk berargumen. ‘Terhina’ bukan kata yang berlebihan karena gw sudah melampirkan berkas lain yang lebih masuk akal : lampiran tiket pesawat, konfirmasi hotel dan bukti keuangan yang lebih dari cukup nilainya. Hanya karena SPT saja semua jadi berantakan? Yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan Korea Selatan sebagai negara yang dikunjungi. Atau ada yang bisa jelaskan?

Passpor gw yang terdapat Visa Inggris, Jepang dan Arab pun tidak dijadikan pertimbangan oleh Pihak Kedutaan. Pekerjaan gw yang pernah memandu beberapa acara KTO pun tidak digubris. Anehnya lagi teman gw yang lain kok tidak ada masalah sama sekali. Apakah ada yang namanya random checking?

Sebegitu rendah nya kah ‘nilai’ warga negara Indonesia dihadapan Korea Selatan sampai harus dibuat rumit dengan hal tidak masuk akal sekalipun? Atau memang birokrasi yang alot antar pemerintah?

Masih ada negara lain yang lebih penting dan berguna untuk dikunjungi. Apa gunanya promo VISIT KOREA? Kalau segala sesuatu dipersulit dengan syarat tidak masuk akal? Apa karena sudah berhasil menarik lebih dari cukup wisatawan lantas jadi pongah untuk menerima kunjungan?[/quote]

Sebelumnya turut prihatin bang.. Sebetulnya memang agak mengherankan kenapa visa abang bisa ditolak. Apalagi baca penjelasan abang ttg syarat2 yang udah disiapkan spertinya sudah lebih dari cukup.setau aku SPT dilampirkan kalau kita ga melampirkan slip gaji 3bulan/surat rekomendasi bank/membership golf/dll.jd bisa pilih salah satu diantara dokumen2 tersebut ga perlu semuanya.kebetulan aku udah pernah bikin visa korea sblmnya dan yg aku lampirkan dari pilihan2 dokumen tersebut adalah surat referensi bank. kebetulan aku yang urus travel agent karena posisi aku di luar kota.Dan syukurnya visanya lolos.

Kalau memungkinkan bisa di email secara personal petugas kedubesnya.krn setau aku klo persyaratan visa lengkap.hampir pasti visa approved. Walaupun memang ga ada rumus pasti untuk lolosnya visa.

Good Luck.

Turut prihatin sob. Aku juga nggak ngerti kenapa, itulah kadang nggak jelasnya aplikasi visa. Random checking memang ada, tp tergantung petugasnya juga kadang dapet yg ngeyel kadang dapet yg cuek no problem. Tapi memang, kekna pemerintah Indonesia harus lebih agresif lagi diplomasinya utk "memperlunak" jalan WNI ke luar negeri.