Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Air Terjun Toroan, Madura

rovitavare
rovitavare, pada 10 Nov. 2011, 10.56
di Blog

Info ini saya dapat dari rekan komunitas fotografi di Surabaya. Kebetulan saya juga menyukai fotografi dan jalan-jalan, begitu dapat info lengkap, ada waktu luang..cabuuuttt... :bigsmile:

Saya berangkat pagi buta dari JOgja. Seperti biasa, traveling versi saya selalu ditemani "si Ableh", motor butut andalan keluarga Honda tahun 92 yang saya dapat dari hasil jerih payah banting sana-sini...hihihihi..Pertimbangan saya agar bisa menikmati suasana pagi hari di seputaran hutan jati Sragen.

Perjalanan Jogja-Surabaya saya tempuh lebih kurang 8 jam..berhenti sebentar di beberapa tempat untuk menikmati suasana pagi hari, termasuk hutan jati di daerah Sragen (Jawa Tengah) dan hutan jati Saradan, Nganjuk Jawa TImur. Lumayan juga untuk foto-foto..asal saja gak papa, biar keliatan fotografernya...hihihi..

Ok, sampai Surabaya, saya bertemu teman saya yang memberi info tentang Air Terjun Toroan di Madura. Ngobrol-ngobrol sebentar, ternyata sudah ditunggu beberapa rekan lain untuk sesi hunting foto disana. Ya sudah, mau gak mau ikutan juga, meski cuma pake kamera poket...hehehehe..

Keasikan motret, tau-tau sore dan malam. Saya pun menginap dirumah teman tersebut. Esok paginya, berdua "Ableh" start menuju Madura via Jembatan Suramadu yang terkenal itu. Roda dua dikenai biaya Rp 3.000,- sekali jalan.

Sekitar 10 menit melintas, saya sampai di Bangkalan. Lanjut ke arah Sampang (bisa juga lewat Bangkalan, tapi saya memilih untuk lewat Kabupaten Sampang dan pulangnya lewat Bangkalan). Oiya, pilihan itu tepat dipertigaan jalan usai melewati Suramadu. Belok kanan ke arah Sampang dan ke kiri arah Bangkalan Kota.

Tiga jam saya naik motor sendiri melewati daerah gersang bertanah merah ketika melintas jalur Bangkalan-Sampang. Jalan juga tidak terlalu mulus untuk sebuah motor tua. Kadang bergeronjol, berlubang, tapi tidak sedikit yang beraspal mulus untuk tancap gas poooolll...hehehe...

Sampai Kota Kabupaten Sampang, sedikit bertanya pada orang-orang yang saya jumpai di sebuah "warung modern". Setelah informasi cukup, perjalanan saya lanjutkan. Di pertigaan kota Sampang terpampang tanda dan arah Air Terjun Toroan yang cukup besar dan jelas. Belok kiri...lanjuuuuuttt...

Kali ini melewati desa-desa yang masih bertanah merah dan gersang. Begitu kering dan gerah. Terlebih dalam berkendaraan jarak jauh, perlengkapan saya sesuai standar, mulai dari helm, penutup debu, slayer, jaket, kaos, lengan panjang sampai rompi dan kulit penahan angin. Kaos tangan, sendal dan kaos kaki menutupi badan saya dari terpaan angin. Memang gerah, tapi "safe", biar gak kerokan malamnya....hehehe..

Air Terjun Toroan memang mudah ditemui arah tujuannya dari kota. Tapi lokasi tepatnya tidak semudah yang saya kira. Jadi ingat perkataan teman saya, "Kalau sudah memasuki Ketapang, tanya orang sekitar. Patokannya jembatan besar kedua." Saya pun mencari jembatan yang dimaksud tersebut. Mata selalu waspada untuk melihat nama daerah yang saya lewati.

Setelah jembatan pertama saya mulai semakin waspada untuk melihat nama desa dan daerahnya. Tidak semua orang sekitar situ tahu posisi tepatnya dan selalu memakai 'ancer-ancer' untk menunjukkan lokasi Air Terjun Toroan. Saya pun bertemu dengan seorang pengarit rumput di pinggir jalan.

"Permisi, Pak. Lokasi Air Terjun Toroan dimana ya?"tanya saya. Bapak itu langsung menunjuk arah belakang. Ya, tepat dibelakang beliau ternyata lokasi Air Terjun Toroan. Saya makin penasaran, "Kenapa bukan di daerah bukit atau gunung ya?Atau minimal tempat yang tinggi? Kenapa malah dipinggir jalan lintas daerah dan berdekatan dengan bibir pantai...?tanya saya dalam hati.

Ternyata Air Terjun Toroan itu memang berada di pinggir pantai. Tepat di sungai kecil yang mengalir dari pinggir jalan. Selintas tidak terbayang kalau itu sebuah 'air terjun'. Ya, dikatakan air terjun karena memang air yang mengalir terjun ke daerah yang lebih rendah. Dan uniknya, langsung terjun ke laut, tidak seperti air terjun kebanyakan yang mengalir melewati sungai terlebih dahulu kemudian bermuara dilaut. Air Terjun Toroan langsung menghadap ke laut.

Tidak seberapa tinggi, sekitar 5-6 meteran. Suasananya pun sepi, tidak seperti layaknya tempat pariwisata. Untuk mencapai kesana kita harus turun melewati jembatan, tempat orang-orang mengeruk pasir pantai. Saya sempat berkenalan dengan penjaga tempat tersebut yang mengatakan memang tidak banyak yang tahu lokasi persisnya. "Kalau belum pernah kesini memang susah. Harus tanya-tanya dulu,"kata beliau.

Buat saya tidak masalah, karena yang saya cari bukan tempat wisatanya, tapi keunikan air terjun ini. Tak berapa lama saya disini, mungkin sekitar 1 jam. Hanya motret beberapa frame karena air laut masih pasang dan sedikit kesulitan untuk mencari posisi yang enak buat motret. Setelah saya anggap cukup, saya pun pulang. Seperti skejul saya sebelumnya, saya akan pulang lewat Bangkalan, tidak balik ke Sampang yang melewati bukit.

Menyusuri Kabupaten Bangkalan berarti menyusuri pantai. Meski demikian, pantai-pantai yang saya lewati tidak menarik hati saya untuk mampir sebentar karena diburu waktu agar cepat sampai Surabaya dan melanjutkan perjalanan ke Jogja. Terdengar aneh memang. Jalan bermil-mil dan berjam-jam untuk mencapai Ari Terjun Toroan..ehhhh..sampai disana hanya 1 jam..??! No Problemo...yang penting saya sudah sampai Air Terjun Toroan yang terkenal dan unik itu...hehehe... ;)

[post by rovitavare/photo by rovitavare/edisi JPJP to Madura]


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com